Otoritas sipil di Mumbai membongkar salib yang berusia satu abad dengan alasan untuk mengambil kembali tanah atas pemerintah. Tetapi pemimpin Kristen menduga keras bahwa hal tersebut merupakan bagian dari kebijakan anti-Kristen oleh pemerintah Maharashtra untuk menghapus simbol-simbol Kristen dari ibukota pusat keuangan negara itu.
Perusahaan Municipal Brihanmumbai dengan pekerja kontruksi membongkar salib bersama bangunan kontruksi yang tidak memiliki ijin di Khar Raod tanpa memberitahu pihak berwenang gereja lokal, Kamis, India (9/6).
Pemimpin Katolik, Godfrey Pimenta, mengatakan pihak berwenang menghancurkan salib tanpa mempertimbangkan bahwa tindakan mereka tersebut adalah merupakan pelecehan terhadap komunitas Kristen. Maharashtra yang adalah wilayah bagian dari ibukota Mumbai dan kedua wilayah memimpin partai pro-Hindu, dimana minoritas agama antara lain “Kristen dan Muslim berada di bawah ancaman,” menurut Pimenta.
“Properti milik gereja mayoritas yang salah ditandai dalam rencana pembangunan pemerintah, dikeluarkan baru-baru ini,” yang mana membantu otoritas pemerintah mengklaim tanah gereja sebagai tanah pemerintah. Seperti dilansir oleh ucanews.com, Pimento menambahkan, “Tampaknya ada rencana sistematis untuk menghapus identitas Kristen dari kota ini.”
Juru bicara dari Tim Save Our Land, Dolphy D’souza, mengatakan umat Katolik di daerah itu ingin orang-orang bertanggung jawab untuk aksi ini. Kini Mumbai, yang semula dikenal dengan Bombay, memiliki adanya kelompok Kristen yang kuat sejak zaman kolonial Portugis dan selama berabad-abad banyak gereja dan kapel telah dikembangkan.
Keuskupan Agung Mumbai merupakan basis Katolik terbesar di India terkait populasi. Meskipun demikian umat Kristen merupakan kaum minoritas dan menjadi sasaran empuk mereka. Aftab Siddique, ketua dari asosiasi warga di daerah tersebut mengatakan pembongkaran tersebut telah membuat sekitar 27 keluarga mengungsi karena rumah mereka telah dihancurkan.
Masyarakat setempat tidak diberitahu mengenai pembongkaran dan mereka menduga pihak berwenang melakukan ini diam-diam dengan polisi untuk mengklaim lahan tersebut sebagai bagian dari rencana pengembangan properti, ucap Siddique.
Masyarakat setempat percaya bahwa salib itu telah ada selama beberapa generasi dan terus berinovasi. Umat Kristen hanya memiliki 3,25 persen dari 12 juta penduduk di kota menurut sensus pemerintah terbaru ini, lebih tinggi dari persentase nasional yaitu dengan 2,3 persen. Meskipun menjadi minoritas, umat Kristen yang sebagian Katolik, juga diakui di kota tersebut karena sekolahnya yang terkenal, perguruan tinggi dan fasilitas medis yang mereka kelola sendiri.
Baru-baru ini pemerintah Maharashtra telah mendorong kebijakan pro-Hindu dan akhir tahun lalu pihaknya melarang konsumsi daging sapi Maharashtra, menetapkannya sebagai pelanggaran dan dihukum selama lima tahun. Dalam umat Hindu, sapi adalah hewan suci.
Sumber : Ucanews.com/Jawaban.com